Latihan Dramatari"Kilat Kemarau"melibatkan anak Teater SMK N 1 Sekayu,persiapan tampil di festival Sriwijaya 2011
Mengenal Karya Tulis Ilmiah Populer
Muqaddimah
Menulis pada hakikatnya adalah upaya mengekspresikan apa yang dilihat, dialami, dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bahasa tulisan. Sebagai sebuah proses transfer ilmu dan informasi, semakin hari aktivitas menulis semakin urgen untuk ditekuni. Akademisi syar`i yang memiliki orientasi dakwah dan indzar umat, semestinya menyadari betapa dakwah bil qalam tidak kalah efektif –kalau tidak mau dibilang lebih— dibandingkan dakwah oral dalam bentuk ceramah dan khutbah.
Ada banyak jenis tulisan yang dapat dinikmati di zaman sekarang. Kecanggihan teknologi telah mewujudkan hal-hal yang dulu hanya menjadi khayalan para pendahulu kita. Hari ini, kumpulan karya tulis dapat dinikmati dengan mudah. Dari Koran, majalah, jurnal ilmiah, buku-buku fiksi, hingga internet yang secara cuma-cuma mengobral informasi dan ilmu dari dunia maya. Perkembangan dunia tulis menulis demikian pesatnya. Bentuk karya tulis semakin berwarna dan beragam. Tapi hakikatnya, karya tulis terbagi kepada dua pembagian besar: fiksi dan non-fiksi. Satu diantara jenis tulisan non-fiksi yang banyak kita temukan adalah karya tulis ilmiah populer. Tulisan berikut akan berbicara seputar jenis tulisan ini secara sederhana.
Mencari Definisi Tulisan Ilmiah Populer
Untuk memahami jenis tulisan ilmiah populer secara lebih dekat, akan lebih baik bila dilakukan terlebih dahulu pengkajian terhadap pengertian kata: tulisan, ilmiah, dan populer itu sendiri. Dari sana semoga akan ditemukan makna yang utuh tentang jenis tulisan ini. Berikut pemaparan ringkas dari ketiga elemen itu.
Tulisan
Tulisan, menurut Dr. Slamet Suseno, adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan sebuah karya tulis yang disusun berdasarkan tulisan, karangan, dan pernyataan gagasan orang lain. Orang yang menyusun kembali hal-hal yang sudah dikemukakan orang lain itu disebut penulis. Ia bukan pengarang. Sebab ia memang hanya mengkompilasikan (meringkas dan menggabungkan menjadi satu) pelbagai bahan informasi sedemikian rupa sehingga tercipta sebuah cerita baru lagi yang lebih utuh.
Ilmiah
Ilmiah berarti bersifat ilmu, atau memnuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan. Karya ilmiah adalah suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan. Artinya, karya ilmiah menggunakan metode ilmiah dalam membahas permasalahan, menyajikan kajiannya dengan bahasa baku dan tata tulis ilmiah, serta menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang lain seperti objektif, logis, empiris (berdasarkan fakta), sistematis, lugas, jelas, dan konsisten. Pada mulanya karya tulis ilmiah adalah tulisan yang didasarkan atas penelitian ilmiah. Namun belakangan mulai berkembang suatu paradigma baru bahwa suatu karya tulis ilmiah tidak harus didasarkan atas penelitaian ilmiah saja, melaikan juga suatu kajian terhadap suatu masalah yang dianalisis oleh ahlinya secara professional.
Contoh dari karya tulis ilmiah seperti definisi di atas adalah makalah (paper), artikel ilmiah, Skripsi, tesis, disertasi, dan lain-lain. Defenisi ilmiah ini sendiri akan mengalami reduksi (pengurangan) makna bila kelak digandengkan dengan kata populer.
Populer
Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Populer berarti dikenal dan disukai orang banyak (umum). Bisa juga berarti sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya, atau mudah dipahami orang banyak. Istilah popular merujuk kepada penggunaan bahasa yang relatif lebih santai, padat, serta mudah dicerna oleh masyarakat pembacanya yang begitu beragam.
Setelah pemaparan singkat ini, kiranya kita dapat menarik kesimpulan –yang semoga komprehensif—tentang apa yang dimaksud dengan karya tulis ilmiah populer. Seperti yang kita katakan di atas, bahwa secara otomatis akan ada proses reduksi makna ilmiah dari makna aslinya ketika digandengkan dengan kata populer. Bila karya ilmiah di satu sisi kita sebut adalah nash umum, maka kata-kata populer adalah takhsishnya. Maka karya tulis ilmiah populer adalah karya tulis yang berpegang kepada standar ilmiah, tetapi ditampilkan dengan bahasa umum sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam. Dengan pengertian seperti ini, benar bila dikatakan bahwa ilmiah populer adalah sarana komunikasi antara ilmu dengan masyarakat awam.
Bila ingin ditambahkan dengan penjelasan kata tulisan di awal tadi, maka dapat kita katakan bahwa karya tulis ilmiah populer lebih banyak diciptakan dengan jalan menyadur, mengutip, dan meramu informasi dari berbagai tulisan orang lain, daripada menulis murni gagasan, pendapat, dan pernyataan sendiri. Artinya, karya tulis ilmiah –mengutip pendapat Soeseno—lebih cocok disebut sebagi tulisan ketimbang karangan. Satu hal yang pasti, meski melangalami reduksi, kata-kata ilmiah tetap menggambarkan pertanggungjawaban penulisnya secara ilmiah dengan pencantuman sumber rujukan.
Perbedaan Antara Tulisan Ilmiah Populer dengan Tulisan Ilmiah Murni
Dapat disimpulkan bahwa beda antara ilmiah populer dengan ilmiah murni (skripsi, tesis, desertasi, dll) sesungguhnya terletak pada bahasa penyampaian yang digunakan. Karya tulis ilmiah murni ditampilkan dalam bahasa baku dan sangat terikat dengan kaidah bahasa Indonesia resmi. Sementara ilmiah populer ditampilkan dengan bahasa yang lebih luwes, serta dapat dipahami masyarakat umum.
Dari segi topik bahasan, tulisan ilmiah populer cenderung membahas permasalahan yang berkaitan dengan masyarakat di sekitarnya Berbeda dengan karya tulis ilmiah murni yang lebih sering berkutat dalam bidang ilmiah yang jauh dari jangkauan masyarakat awam.
Artikel Media Massa
Artikel yang banyak dimuat di media massa, dari satu sisi merupakan karya tulis ilmiah populer. Sekalipun bersifat opini (gagasan murni), biasanya penulis artikel berangkat dari sejumlah referensi, entah itu kepustakaan atau hasil wawancara.
M. Arief Hakim membagi artikel dari segi proses penggarapannya kepada dua model: pertama, artikel yang digarap dengan cara refleksi murni dari penulisnya, tanpa bantuan referensi, pustaka, dan rujukan ilmiah lain. Kedua, artikel yang dibikin dengan bantuan referensi, pustaka, dan rujukan ilmiah tertentu. Model kedua inilah yang lazim. Arief Hakim mengatakan: 'Artikel kebanyakan punya karakter `ilmiah` yang kental'.
Tulisan opini di media massa lazimnya adalah tulisan ilmiah populer. Karena para kolumnis media massa rata-rata adalah para pakar dan pengamat yang melakukan pengkajian mendalam terhadap masalah yang dibahasnya. Seperti dipaparkan sebelumnya, karya tulis ilmiah populer dalam arti yang sempit adalah derivasi (turunan) tulisan ilmiah yang dipopulerkan. Sehingga ia bisa berasal dari mempopulerkan tulisan ilmiah murni, atau bisa juga bisa berasal dari penulisan opini yang dibuat secara objektif dan mendalam.
Membuat Karya Tulis Ilmiah Populer
Secara umum, sekurang-kurangnya ada tiga proses menulis yang ditawarkan oleh David Nunan, yakni: (1) tahap pra-penulisan, (2) tahap penulisan, dan (3) tahap perbaikan (editing). Dalam prakteknya proses ini akan menjadi empat tahap, yaitu:
(1) tahap persiapan (pra-penulisan)
(2) tahap inkubasi
(3) tahap iluminasi
(4) tahap verifikasi/evaluasi
Hampir semua proses menulis (esai, opini/artikel, karya ilmiah, artistic, dan lain-lain) melalui keempat tahap ini. Berikut paparan keempat fase ini:
Pertama, tahap persiapan atau prapenulisan adalah ketika penulis menyiapkan diri, mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan fokus, mengolah informasi, menarik tafsiran terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi, membaca, mengamati, dan lain-lain yang memperkaya masukan kognitif yang akan diproses selanjutnya.
Kedua, tahap inkubasi adalah ketika pembelajar memproses informasi yang dimilikinya sedemikian rupa, sehingga mengantarkannya pada ditemukannya pemecahan masalah atau jalan keluar yang dicarinya. Proses inkubasi ini analog dengan ayam yang mengerami telurnya sampai telur menetas menjadi anak ayam.
Ketiga, tahap iluminasi adalah ketika datangnya inspirasi atau insight, yaitu gagasan datang seakan-akan tiba-tiba dan berloncatan dari pikiran kita. Pada saat ini, apa yang telah lama kita pikirkan menemukan pemecahan masalah atau jalan keluar. Iluminasi tidak mengenal tempat atau waktu. Ia bisa datang ketika kita duduk di kursi, sedang mengendarai mobil, sedang berbelanja di pasar atau di supermarket, sedang makan, sedang mandi, dan lain-lain.
Jika hal-hal itu terjadi, sebaiknya gagasan yang muncul dan amat dinantikan itu segera dicatat, jangan dibiarkan hilang kembali sebab momentum itu biasanya tidak berlangsung lama. Agar gagasan tidak menguap begitu saja, seorang pembelajar menulis yang baik selalu menyediakan ballpoint atau pensil dan kertas di dekatnya, bahkan dalam tasnya ke mana pun ia pergi.
Keempat, tahap terakhir yaitu verifikasi, apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya.
Beberapa Catatan Penting yang Perlu Diperhatikan Dalam Penulisan Karya tulis Ilmiah Populer
1. Dalam konsep penulisan hard news (berita singkat) ada sistem yang disebut alur piramida terbalik, yang berarti dimulai dari informasi yang terpenting sampai ke detail yang kurang penting. Keuntungannya, pembaca cepat mendapat informasi utama. Untuk sebuah karya ilmiah seperti ilmiah populer, model ini kurang tepat untuk digunakan. Sebab terkesan membosankan. Hal yang terpenting sudah diketahui di awal, pembaca merasa sudah cukup dengan paragraf-paragraf awal. Tidak ada unsur menggelitik rasa ingin tahu lebih lanjut. Walau tidak salah, sistem penulisan seperti ini akan mengurangi daya tarik sebuah karya tulis ilmiah.
2. Tentukan secara pasti, Kepada siapa anda menyajikan tulisan anda, media apa yang anda pilih (internet, televisi, koran, majalah, radio, dsb), gaya penulisan apa yang paling tepat, serta kira-kira berapa lama pembaca meluangkan waktu untuk membaca tulisan anda.
Walau factor-faktor ini lazim digunakan untuk semua jenis karya tulis, tapi untuk penulisan ilmiah populer ia menjadi lebih urgen. Karena sekali lagi, sesungguhnya ilmiah populer adalah papan yang menjembatani antara ilmu dengan masyarakat umum. Sehingga pemilihan kata, pertimbangan segmen tulisan, termasuk kemungkinan waktu pembaca amat penting dipertimbangkan.
3. Kecerdasan menentukan topik bahasan akan sangat berpengaruh kepada menarik atau tidaknya hasil karya tulis. Ada beberapa kiat untuk menarik minat pembaca terhadap sebuah tulisan seperti ilmiah populer, di antaranya:
a. Kaitkan dengan kondisi actual
b. Kaitkan dengan aktivitas sehari-hari
c. Perkenalkan ilmu atau temuan baru
d. Bahas permasalahan dengan sudut pandang yang baru, atau berbeda dengan bahasan-bahasan topik sejenis.
Penutup
Perlu ditekankan bahwa sebagai sebuah titian yang menjembatani dunia ilmiah dengan masyarakat umum, tulisan ilmiah populer memiliki peran penting dalam misi pencerdasan kehidupan umat. Standar kecanggihan sebuah tulisan ilmiah populer tidaklah terletak pada bahasa ilmiah yang bejibun dan membingungkan. Justeru ia menemukan nilainya di pemilihan bahasa yang mampu dicerna orang banyak. Di situlah ia menemukan hakikat populer yang melekat di ujung namanya.
Akhirnya, selamat mencoba. Selamat berjuang dan berkarya. Tulisan yang bagus tidak serta muncul dengan simsalabim, tapi melalui proses panjang yang membutuhkan kesabaran membaja. Di sanalah justeru nilai jihadnya terkandung. Wallahu a`lam
* Disampaikan dalam acara Diklat Menulis, Mengenal Pers dan Jurnalistik. Kelompok Studi Mahasiswa Riau (KSMR) Mesir, tanggal 08 Maret 2006 di Rumah Riau, Hay Nastr City, Kairo.
Bahan-bahan Rujukan:
1. Otonomi Bahasa 7 Strategi Tulis Pragmatik bagi Praktisi Bisnis dan Mahasiswa. Ditulis oleh Wahyu Wibowo. Cetakan Pertama: Oktober 2003. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
2. Menulis Artikel di Media, Dari Pemula Sampai Mahir. Ditulis oleh M. Arief Hakim. Cetakan Kedua (Edisi Revisi). Juli 2004. Penerbit Nuansa Cendekia, Bandung
3. Jurnalistik Islami; Panduan Praktis Bagi Para Aktivis Muslim. Ditulis Oleh Ahmad Y. Samantho. Cetakan Pertama: Mei 2002. Penerbit Harakah, Jakarta Selatan.
4. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Edisi Ketiga tahun 2002. Diterbitkan oleh Balai Pustaka; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
5. Pembudayaan Penulisan Karya Ilmiah. Editor Harun Joko Prayitno, M. Thoyibi, Adyana Sunanda. Cetakan Kedua: Oktober 2000. Penerbit Muhammadiyah University Press, Surakarta.
6. Manajemen Bahasa. Ditulis oleh Wahyu wibowo. Cetakan Kedua: Oktober 2003. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
7. Khitah Aktivitas Menulis SINAI, Edisi Prolog. Sinai Press
8. Artikel berjudul "Model pengajaran menulis Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing Tingkat Lanjut. Ditulis oleh Khaerudin Kurniawan.
9. Artikel berjudul "Artikel Ilmiah Populer" oleh Lais Abid